PERMAINAN BOLA TERBARU

Telah Lahir di Indonesia Permainan Bola Terbaru Bernama "Slang Sling Ball",
simak selengkapnya di www.slang-sling-ball.blogspot.com

Selasa, 26 April 2011

SKABIES (GUDIK)

GUDIK: GATAL BERSAMA, MENGGARUK BERSAMA
Kata Kunci: gudik (gudikan), penyakit ampera, gatal agogo, budukan, scabies, the itch, seven-year itch, Norwegian itch, Norwegian scabies, canine scabies, mange, intense pruritus, nocturnal pruritus, Sarcoptes scabies.


Ini dia, Skabies atau Gudikan, salah satu penyakit kulit yang mudah menular ( yang disebabkan oleh kutu Scabies scabiei ) dari satu orang ke orang lainnya, sehingga tak jarang menyebar dalam keluarga ketika salah satu anggota keluarganya pulang kerumah membawa penyakit ini.
Bila sebuah keluarga terjangkit penyakit gudik (skabies) maka tak ayal akan terjadi ritual menggaruk bersama terutama di malam hari. Beberapa penderita penyakit gudik menggambarkan seperti gitaran. Gerakan menggaruk yang mirip bermain gitar di malam hari lantaran rasa gatal yang ditimbulkannya.

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa penyakit gudik (skabies) mudah menular dan menjangkiti sekelompok orang melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Karenanya tak heran jika penyakit gudik (skabies) dapat dijumpai di sebuah keluarga, di kelas sekolah, di asrama, di pesantren.
Di daerah kami (Palaran, Samarinda), gudik (skabies) merebak lagi sejak tahun 2002 hingga saat ini. Pada tahap awal, penyakit gudik (skabies) sulit dibedakan dengan penyakit alergi kulit, akibatnya gudik (skabies) menyebar karena penyebabnya tidak diobati. Biasanya, penyakit gudik (skabies) terdeteksi manakala menjangkiti lebih dari 1 orang dalam sebuah keluarga.
:: :: :: PENGERTIAN :: :: ::
Skabies (gudik) adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varian hominis (sejenis kutu, tungau), ditandai dengan keluhan gatal, terutama pada malam hari dan ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung melalui alas tempat tidur dan pakaian.
:: :: :: PERJALANAN PENYAKIT :: :: ::
Sekilas kutu Sarcoptes scabiei.
Sarcoptes scabiei adalah kutu (atau tungau) mungil berwarna putih transparan, berbentuk bulat lonjong. Ukuran kutu (tungau) betina 0,3-0,4 mm, sedangkan si jantan setengah dari ukuran betina. Di luar kulit, kutu ini hanya dapat bertahan hidup 2-3 hari pada suhu kamar dan kelembaban 40-80%.
Cara berkembang biak dan penularan:
Setelah membuahi kutu betina maka si pejantan mati. Kutu betina yang sudah dibuahi akan membuat liang terowongan di kulit, kemudian bertelor sekitar 40-50 butir telor, dan akan menetas setelah sekitar 3-5 hari. Hasil penetasan (larva) kutu tersebut keluar ke permukaan kulit dan tumbuh menjadi kutu dewasa dalam waktu sekitar 16-17 hari. (referensi lain menyebutkan 10-14 hari)
Penularan terjadi melalui:
  • Kontak langsung, kontak seksual
  • Secara tidak langsung melalui bekas duduk, sprei (alas) tempat tidur serta pakaian.
:: :: :: TANDA-TANDA :: :: ::
Keluhan utama pada penderita skabies (gudik) adalah:
  • Rasa gatal terutama waktu malam hari.
  • Tonjolan kulit (lesi) berwarna putih keabu-abuan sepanjang sekitar 1 cm.
  • Kadang disertai nanah karena infeksi kuman akibat garukan.
Lokasi paling sering di sela-sela jari tangan, telapak tangan, pergelangan tangan, siku, ketiak, daerah payudara, sekitar pusar dan perut bagian bawah, sekitar kelamin dan pantat. Sedangkan pada bayi dan anak-anak dapat mengenai wajah, sela-sela jari kaki dan telapak kaki.
Pada pria bisa mengenai ujung kemaluan bahkan sekujur kemaluan. Duhhh gatalnya alang kepalang. ( gimana nggaruknya ya … )
:: :: :: DIAGNOSA :: :: ::
Penetapan diagnosa skabies (gudik) berdasarkan riwayat gatal terutama pada malam hari dan adanya anggota keluarga atau teman dekat yang sakit seperti penderita ( ini menunjukkan adanya penularan ).
Pemeriksaan fisik yang sangat penting adalah dengan melihat bentuk tonjolan kulit yang gatal dan arena penyebarannya.
Untuk memastikan diagnosa skabies (gudik) adalah dengan pemeriksaan mikroskop untuk melihat ada tidaknya kutu Sarcoptes scabiei atau telurnya.
:: :: :: PENGOBATAN :: :: ::
Pengobatan ditujukan pada pemberantasan kutu Sarcoptes scabiei dan mengurangi keluhan gatal serta penyulit yang timbul karena garukan.
Antibiotika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, kelamin, dll) akibat garukan.
:: :: :: TIPS dan ANJURAN :: :: ::
  • Periksakan ke Puskesmas, dokter, dokter spesialis kulit atau Rumah sakit setempat bila menjumpai penyakit ini untuk mendapatkan pengobatan.
  • Cuci semua baju dan alas tidur (sprei atau sejenisnya) dengan air panas.
  • Mandi teratur dengan sabun.
  • Apabila ada yang sakit Skabies (gudik), periksakan semua anggota keluarga yang kontak dengan penderita. Jika ternyata menderita skabies, obati semuanya secara serempak agar tidak terjadi penularan ulang.
  • Bagi para guru atau Ustadz yang mendapati murid atau santrinya sakit Skabies (gudik) hendaknya menganjurkan kepada murid atau santrinya untuk berobat secara serempak di Puskesmas terdekat atau poliklinik Kulit Rumah Sakit setempat.


PENGOBATAN :
Pengobatan scabies tidak terlalu sulit. Oleskan krim permetrin 5% seluruh tubuh dari leher ke bawah, selama semalam lalu basuh hingga bersih. Pengobatan ini biasanya diulang setelah 1 minggu. Alternatif pengobatan lainnya adalah dengan krim lindane, dioleskan seluruh tubuh dari leher ke bawah, dan dibersihkan setelah 8 jam. Kedua obat tersebut efektif, tetapi lindane cenderung mengiritasi kulit, lebih toksik dan tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan ibu hamil. Selain itu, dapat diberikan pengobatan per oral, dengan ivermectin. Dosisnya adalah 200 mikrogram per kilogram berat badan, dosis tunggal. Pengobatan ini diulang setelah 2 minggu. Dapat dipergunakan pula antihistamin seperti CTM untuk mengurangi gatal. Hal lain yang dapat dilakukan adalah merendam pakaian, seprei dan selimut yang dipakai ke dalam air panas.

Cara Cegah Skabies, Penyakit Kulit Mengerikan

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Beberapa sinonim penyakit ini yaitu: Kudis, The Itch, Gudig, Budukan, Gatal Agogo.

Epidemiologi Skabies merupakan penyakit epidemik pada banyak masyarakat. Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemik scabies. Penyakit ini banyak dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat juga mengenai semua umur. Insidensi sama pada pria dan wanita.

Insidensi skabies di negara berkembang menunjukan siklus fluktasi yang sampai saat ini belum dapat dijelaskan. Interval antara akhir dari suatu epidemic dan permulaan epidemik berikutnya kurang lebih 10-15 tahun. Beberapa factor yang dapat membantu penyebarannya adalah kemiskinan, hygiene yang jelek, seksual promiskuitas, diagnosis yang salah, demografi, ekologi dan derajat sensitasi individual. Insidensinya di Indonesia masih cukup tinggi, terendah di Sulawesi Utara dan tertinggi di Jawa Barat.

Etiologi
Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis, sedangkan varietas pada mamalia lain dapat menginfestasi manusia, tetapi tidak dapat hidup lama.
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Tungau betina panjangnya 300-450 mikron, sedangkan tungau jantan lebih kecil, kurang lebih setengahnya yakni 200 – 240 mikron x 150 – 200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki dan bergerak dengan kecepatan 2,5 cm permenit di permukaan kulit.

Sarcoptes scabiei betina setelah dibuahi mencari lokasi yang tepat di permukaan kulit untuk kemudian membentuk terowongan, dengan kecepatan 0,5 mm – 5 mm per hari. Terowongan pada kulit dapat sampai ke perbatasan stratum korneum dan stratum granulosum. Di dalam terowongan ini tungau betina akan tinggal selama hidupnya yaitu kurang lebih 30 hari dan bertelur sebanyak 2-3 butir telur sehari.

Telur akan menetas setelah 3-4 hari menjadi larva yang akan keluar ke permukaan kulit untuk kemudian masuk kulit lagi dengan menggali terowongan biasanya sekitar folikel rambut untuk melindungi dirinya dan mendapat makanan. Setelah beberapa hari, menjadi bentuk dewasa melalui bentuk nimfa. Waktu yang diperlukan dari telur hingga bentuk dewasa sekitar 10-14 hari. Tungau jantan mempunyai masa hidup yang lebih pendek dari pada tungau betina, dan mempunyai peran yang kecil pada patogenesis penyakit. Biasanya hanya hidup dipermukaan kulit dan akan mati setelah membuahi tungau betina.

Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang 7 – 14 hari. Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat terserang.

Patogenesis
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan kulit timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.

Cara Penularan
Penyakit skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun kontak tak langsung. Skabies ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi, melalui kontak fisik yang erat penularan melalui pakaian dalam, tempat tidur, handuk, setelah itu kutu betina akan menggali lobang kedalam epidermis kemudian membentu terowongan didalam stratum korneum. Dua hari setelah fertilisasi, skabies betina mulai mengeluarkan telur yang kemudian berkembang melalui stadium larva, nimpa dan kemungkinan menjadi kutu dewasa dalam 10-14 hari.
Lama hidup kutu betina kira-kira 30 hari, kemudian kutu mati di ujung terowongan. Terowongan lebih banyak terdapat didaerah yang berkulit tipis dan tidak banyak mengandung folikel pilosebasea.

Penyakit ini sangat mudah menular, karena itu bila salah satu anggota keluarga terkena, maka biasanya anggota keluarga lain akan ikut tertular juga.

Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan dan lingkungan. Apabila tingkat kesadaran yang dimiliki oleh banyak kalangan masyarakat masih cukup rendah, derajat keterlibatan penduduk dalam melayani kebutuhan akan kesehatan yang masih kurang, kurangnya pemantauan kesehatan oleh pemerintah, faktor lingkungan terutama masalah penyediaan air bersih, serta kegagalan pelaksanaan program kesehatan yang masih sering kita jumpai, akan menambah panjang permasalahan kesehatan lingkungan yang telah ada.

Faktor Predisposisi
Kebersihan lingkungan sangat penting pada penularan penyakit ini. Scabies pada umumnya terdapat pada komunitas yang berpenghasilan rendah (low income communities) yang kurang memperhatikan kebersihan diri (personal hygiene). Skabies juga dapat terjangkit pada mereka yang tinggal berdesakan seperti pengungsi, anggota tentara pada saat perang, asrama, panti, sekolah, dll.

Gejala Klinis
Ciri khas dari skabies adalah gatal-gatal hebat, yang biasanya semakin memburuk pada malam hari.

Lubang tungau tampak sebagai garis bergelombang dengan panjang sampai 2,5 cm, kadang pada ujungnya terdapat beruntusan kecil.

Lubang/terowongan tungau dan gatal-gatal paling sering ditemukan dan dirasakan di sela-sela jari tangan, pada pergelangan tangan, sikut, ketiak, di sekitar puting payudara wanita, alat kelamin pria (penis dan kantung zakar), di sepanjang garis ikat pinggang dan bokong bagian bawah.
Infeksi jarang mengenai wajah, kecuali pada anak-anak dimana lesinya muncul sebagai lepuhan berisi air.

Lama-lama terowongan ini sulit untuk dilihat karena tertutup oleh peradangan yang terjadi akibat penggarukan.
Terdapat empat tanda kardinal skabies:
  1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
  2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).
  3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.
  4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal tersebut.

Klasifikasi Skabies

Terdapat beberapa bentuk skabies apitik yang jarang ditemukan dan sulit dikenal, sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk tersebut antara lain:

1. Skabies pada Orang Bersih
Terdapat pada orang yang tingkat kebersihannya cukup. Biasanya sangat sukar ditemukan terowongan. Kutu biasanya hilang akibat mandi secara teratur. Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.

2. Skabies Inkognito
Obat steroid topikal atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan tanda scabies, sementara infestasi tetap ada. Sebaliknya pengobatan dengan steroid topical yang lama dapat pula menyebabkan lesi bertambah hebat. Hal ini disebabkan mungkin oleh karena penurunan respon imum seluler.

3. Skabies Nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang agtal. Nodus biasanya terdapat di daerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies. Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti skabies dan kortikosteroid.

4. Skabies yang ditularkan melalui hewan
Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4 – 8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena Sarcoptes scabiei pada binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.

5. Skabies Norwegia
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku.
Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah.

6. Skabies pada bayi dan anak
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di muka.

7. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden)
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.

8. Skabies yang disertai penyakit menular seksual yang lain
Skabies sering dijumpai bersama penyakit menular seksual yang lain seperti gonore, sifilis, pedikulosis pubis, herpes genitalis dan lainnya.

Komplikasi
Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis, dan furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal. Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat anti skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun pemakaian yang terlalu sering.

Pencegahan
Pencegahan skabies dapat dilakukan dengan berbagai cara:
DEFINISI
Skabies adalah suatu infestasi tungau yang menyebabkan beruntus-beruntuk kecil kemerahan dan rasa gatal yang hebat.

PENYEBAB
Skabies disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei.
Infestasi tungau ini mudah menyebar dari orang ke orang melalui kontak fisik dan sering menyerang seluruh penghuni dalam satu rumah.

Tungau ini ukurannya cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang dan sering menular diantara orang-orang yang tidur besama.
Kadang tungau ditularkan melalui pakaian, seprei dan benda-benda lainnya yang digunakan secara bersama-sama; masa hidupnya hanya sebentar dan pencucian biasa bisa menghancurkan tungau ini.

Tungau betina membuat terowongan di bawah lapisan kulit paling atas dan menyimpan telurnya dalam lubang. Beberapa hari kemudian akan menetas tungau muda (larva).
Infeksi menyebabkan gatal-gatal hebat, kemungkinan merupakan suatu reaksi alergi terhadap tungau.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala (gatal-gatal hebat) dan hasil pemeriksaan fisik (adanya terowongan tungau).

Untuk memastikan diagnosis, bisa dilakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap kerokan kulit dan akan ditemukan adanya tungau.

PENGOBATAN
Penyakit ini bisa diatasi dengan mengoleskan krim yang mengandung permetrin atau larutan lindane.
Kedua obat tersebut efektif, tetapi lindane cenderung mengiritasi kulit, lebih toksik dan tidak boleh diberikan kepada anak-anak.

Kadang digunakan krim yang mengandung corticosteroid (misalnya hydrocortisone) selama beberapa hari setelah pemberian permetrin atau lindane, untuk mengurangi gatal-gatal sampai semua tungau mati.

Pengobatan juga harus dilakukan terhadap seluruh penghuni rumah.

PENCEGAHAN
Untuk mencegah kembali dihinggapi dan untuk mencegah tungau menyebar ke orang lain, ambil langkah-langkah ini:
  1. Bersihkan semua pakaian dan kain. Gunakan air panas, air sabun untuk mencuci semua pakaian, handuk dan selimut yang Anda gunakan setidaknya dua hari sebelum perawatan. Keringkan dengan panas tinggi. Dry-clean item Anda yang tidak dapat dicuci di rumah.
  2. Buat tungau kelaparan. Pertimbangkan menempatkan perabotan Anda yang tidak dapat dicuci di kantong plastik tertutup dan meninggalkannya di tempat jauh dari ruang anda, misalnya di dalam garasi Anda, selama beberapa minggu. Tungau mati jika mereka tidak makan selama seminggu.
  3. Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama.
  4. Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi untuk memutuskan rantai penularan. (fn/sc/mc) www.suaramedia.com

Obat Scabies Tradisional

Penyakit scabies adalah penyakit yang menyerang kulit, bentol bentol kecil warna kemerahan dan cepat menyebar ke seluruh tubuh jika tidak segera diobati. Gambar bisa diakses disini Scabies. Yang menderita penyakit ini biasanya merasa tersiksa karena gatal gatal yang makin lama makin banyak dan timbul di seluruh tubuh biasanya jadi susah tidur.

Penyakit scabies disebabkan oleh kutu yang membuat terowongan kecil dibawah lapisan kulit persis dibawah kulit ari, dan menembus kemana mana, jadi ya lorong-lorongnya sebenarnya banyak persis seperti sarang tikus, karena itu menyebabkan gatal gatal. Pada saat bertelur kutu scabies ini menyebarkan telur telurnya keseluruh tubuh, walaupun perjalanannya lambat sekitar 1 cm per 1 malam, tapi karena makin lama makin banyak tentu saja bisa menyebar keseluruh tubuh. Telor kutu scabies akan menetas dalam tempo sekitar 1 minggu sampai 10 hari. Oleh karena itu dalam masa pengobatannya harus diulangi lagi setelah 1 minggu sampai 10 hari.
Obat yang sudah jadi memang banyak antara lain scabicid dan scabimid. Obat ini tergolong murah untuk ukuran obat salep, sekitar Rp. 20.000 per tube, ukuran sekitar 20 gram. Jadi per gramnya Rp. 1000,-.

Pengalaman saya menggunakan obat ini kurang bagus hasilnya, sudah lebih dari 1 minggu ternyata belum sembuh juga. Akhirnya aku memilih membuat sendiri dari obat tradisional obat scabies bisa dilihat di Medicine. Obat tradisional untuk scabies itu ada beberapa macam, ada yang tidak baik untuk anak anak dan ada yang aman buat anak anak dan bayi. Yang akan diterangkan disini yang aman saja, memang dengan obat yang kurang aman buat anak itu hanya perlu satu hari saja dan diulangi setelah 10 hari. Tapi obat tradisional yang ini juga tidak kalah ampuh, hanya 3 hari dan diulangi lagi setelah 10 hari, 3 hari lagi. Cara menggunakannyapun cukup sederhana cukup dibedakan ke seluruh tubuh.

Bahan:
  1. Sulfur, berbentuk bubuk kuning, kalau belum bubuk harus ditumbuk sampai halus dahulu.
  2. Bedak bayi yang netral, tidak mengandung bahan macam macam, untuk menghindari adanya reaksi dengan sulfur. Lebih aman lagi menggunakan tepung kanji.
Ramuan:
Campur bubuk sulfur dengan bedak/tepung dengan komposisi 1: 8, jadi jika tepungnya 8 gram maka sulfurnya perlu 1 gram, jangan terbalik. Campur sampai campuran menjadi rata dengan mengaduk aduk berulang kali. Jadi deh obat tradisional scabies. Setelah jadi bisa langsung dibalurkan keseluruh tubuh penderita scabies.


Senin, 28 Maret 2011

Inilah 5 Minuman Alami Penawar Racun Dalam Tubuh

Mengkonsumsi sayuran segar dan jus buah adalah cara alami detoksifikasi tubuh Anda. Selain itu, rutin mengkonsumsi 5 minuman berikut ini juga bermanfaat membuang racun dalam tubuh.

1. Air putih

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-NtXSo0zKorGVtc4lW408MfEeGpW5HfVMzlIWyr7mHDBPrnMrezkoG8u-XuLrE8umgqu5nVOd-KeEhDtO53nylXJfO_YbojoBgjsK63rPwlPugHSJAFXH97UbRS-qtSuXu4I91Aug9MA/s400/minum-air-putih.jpg

Dr Poonam Rathod, pakar kesehatan, mengatakan, konsumsi air putih secara teratur sesuai kebutuhan tubuh mampu membersihkan sistem pencernaan, serta menghilangkan racun dan sisa-sisa makanan yang menempel di usus. Ini membuat tubuh dan perut bersih dari limbah makanan.


2.Air kelapa segar

http://intisari-online.com/system/images/kelamud.jpg

Cairan ini bisa mendetoksifikasi tubuh secara alami. Selain membersihkan saluran pencernaan, minum air kelapa akan meningkatkan kekebalan tubuh dan bermanfaat menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik.


3. Jus Labu

http://resepsedap.com/wp-content/uploads/2010/05/jus-apel-labu.jpg

Jus labu adalah obat alami yang sangat baik bagi mereka yang penderita masalah pencernaan dan keasaman. "Ini karena sifat basa-nya. Serat dalam sebotol jus labu juga menyembuhkan masalah pencernaan," kata Dr Rathod.


4. Teh hijau

http://putrialthafunnisa.files.wordpress.com/2010/07/teh-hijau.jpg

Teh hijau adalah merupakan antioksidan alami yang mengandung polifenol, sehingga membantu meregulasi glukosa dalam darah. "Polyphenol menghambat pergerakan glukosa ke dalam sel-sel lemak, dan mencegah mereka memasuki aliran darah," jelas Dr Rathod.


5. Jus jeruk

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvGsd8bl7vz46l6sjn4g_SQ8Ad2jLml_1ABOfJOxsiM0GckQGu4O7T5V7draWKXonLeL2o1DbPfFdkZOI1mv8uxKLNPIoNWYE2mydwhZxmT2mKDT7ev_pJ0va0NYDfP36Hm5D2dK9Y-EE/s1600/1236852622_Orange-juice.jpg

Adalah sumber vitamin C, yang dikenal untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Jeruk kaya flavonoid, antioksidan, yang melindungi sistem kekebalan tubuh manusia dengan bertindak melawan kuman dan bakteri yang menyebabkan penyakit.


Sebagai tips, minuman detoksifikasi ini akan lebih baik jika dikonsumsi sebelum sarapan. Dengan cara seperti ini proses detoksifikasi akan berjalan dengan baik dan Anda bisa merasakan manfaat kesehatannya.