Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika kerusakan dialami oleh bagian otot jantung (myocardium) akibat mendadak sangat berkurangnya pasokan darah ke situ. Berkurangnya pasokan darah ke jantung secara tiba-tiba dapat terjadi ketika salah satu nadi koroner terblokade selama beberapa saat, entah akibat spasme – mengencangnya nadi koroner – atau akibar pergumpalan darah – thrombus. Bagian otot jantung yang biasanya di pasok oleh nadi yang terblokade berhenti berfungsi dengan baik segera setelah splasme  reda dengan sendirinya, gejala-gejala hilang secara menyeluruh dan otot jantung berfungsi secara betul-betul normal lagi. Ini sering disebut crescendo angina atau coronary insufficiency.
Sebaliknya, apabila pasokan darah ke jantung terhenti sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan yang permanen hanya dalam beberapa jam saja dan bagian otot jantung termaksud mengalami penurunan mutu atau rusak secara permanen. Otot yang mati ini disebut infark.
Gejala-gejala serangan jantung untuk setiap orang bisa berbeda. Sebuah serangan jantung mungkin dimulai dengan rasa sakit yang tidak jelas, rasa tidak nyaman yang samar, atau rasa sesak di bagian tengah dada. Kadang, sebuah serangan jantung hanya menimbulkan rasa tidak nyaman yang ringan sekali sehingga sering disalahartikan sebagai gangguan pencernaan, atau bahkan lepas dari perhatian sama sekali. Dalam hal ini, satu-satunya cara yang memungkinkan terdeteksinya sebuah serangan jantung adalah ketika harus menjalani pemeriksaan ECG untuk alasan lain yang mungkin tidak berkaitan. Di pihak lain, serangan jantung mungkin menghadirkan rasa nyeri paling buruk yang pernah dialami – rasa sesak yang luar biasa atau rasa terjepit pada dada, tenggorokan atau perut. Bisa juga mengucurkan keringat panas atau dingin, kaki terasa sakit sekali dan rasa ketakutan bahwa ajal sudah mendekat. Juga mungkin merasa lebih nyaman bila duduk dibanding bila berbaring dan mungkin nafas begitu sesak sehingga tidak bisa santai. Rasa mual dan pusing bahkan sampai muntah, bahkan yang lebih para yaitu ketika sampai kolaps dan pingsan.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pola hidup seseorang sangat berperan dalam meningkatkan risiko terkena serangan jantung, seperti tekanan darah yang tinggi, kadar kolesterol yang tinggi, kebiasaan merokok, dan juga jarang berolahraga. Sedangkan faktor risiko lainnya dapat berupa gangguan diabetes, kegemukan, riwayat keluarga yang terkena penyakit jantung koroner (PJK), stress, usia, dan jenis kelamin.
Pengendalian terhadap faktor-faktor risiko tersebut akan membantu seseorang terhindar dari aterosklerosis dan juga serangan jantung.
Tekanan darah tinggi
Menurut WHO, tekanan darah normal pada orang dewasa adalah maksimum 140/90 mmHg. Apabila tekanan darah seseorang di atas nilai tersebut pada beberapa kali pengukuran di waktu yang berbeda, maka orang tersebut dapat dikatakan menderita hipertensi. Penderita hipertensi memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena serangan jantung dan stroke.
Kadar kolesterol yang tinggi?
Kolesterol yang tinggi dalam darah akan mempercepat terjadinya aterosklerosis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar kolesterol yang tinggi merupakan salah satu kondisi yang menyebabkan terjadinya PJK. Perlu diketahui, kadar kolesterol yang baik bagi orang dewasa adalah tidak lebih dari 200 mg/dl. Mereka yang memiliki kadar kolesterol 240 mg/dl memiliki risiko dua kali lipat untuk terkena PJK dibandingkan mereka yang kolesterolnya di bawah 200 mg/dl.
Makanan dengan kandungan lemak jenuh yang tinggi seperti sea food, kuning telur, susu jenuh, dan es krim ternyata dapat meningkatkan kolesterol dalam darah. Sedangkan minyak ikan, minyak jagung, dan minyak bunga matahari merupakan bahan makanan yang baik untuk kolesterol karena mampu meningkatkan kolesterol “baik” (HDL) dalam darah. Jenis lemak lainnya dalam darah yaitu trigliserida. Kadar trigliserida yang baik adalah kurang dari 200 mg/dl. Trigliserida berasal dari lemak jenuh hewani dan nabati seperti kacang-kacangan, santan, coklat, nasi, roti, dan gula.
Kebiasaan Merokok
Mereka yang mempunyai kebiasaan merokok sangat berisiko untuk terkena PJK karena :
  • Merokok dapat mempercepat terjadinya aterosklerosis melalui iritasi pada dinding pembuluh darah sehingga memudahkan terjadinya endapan kolesterol
  • Mempermudah terjadinya pembekuan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah dan mengakibatkan serangan jantung.
Jarang Berolahraga
Penelitian memperlihatkan bahwa olahraga (seperti aerobik) yang teratur dapat mengurangi risiko terkena serangan jantung, meningkatkan kemungkinan hidup apabila terkena serangan jantung, dan mengurangi risiko kematian yang mendadak.
(Informasi diperoleh dari WHO Indonesia dan beberapa sumber lainnya.)